Senin, 01 Februari 2010

SEJARAH SINGKAT DAN ASAL USUL DESA KAMARANG


KLIK LIHAT KAMARANG


Menurut temuan para tokoh sejarah bahwa Desa Kamarang termasuk desa tua di Kabupaten Cirebon, hal ini dipandang dari aspek budaya dan peninggalan sejarah dari leluhurnya sebagai pendiri desa Kamarang.

Berikut Sejarahnya :
Pada awal abad ke 15 (+ tahun 1418 M) dua orang bersudara atau kakak beradik sebagai abdi dalem di Kerajaan Galuh Pakuan yaitu bernama Ki Danu Warsih dan Ki Danu Sela. Ketika runtuhnya kerajaan Galuh Pakuan, berdiri kerajan Pajajaran yang dipimpin oleh Prabu Jaya Dewata atau Prabu Siliwangi sejak itu Ki Danu Warsih dan Ki Danu Sela meninggalkan Galuh Pakuan untuk mengembara (ngelalana). Kedua orang tersebut sampailah di daerah Ciamis, bermukim di suatu tempat yang dinamakan Gunung Marapi, karena keduanya sedang melaksanakan Ilmu kema’ripatan.
Bertaun-tauan lamanya tinggal di gunung Marapi, kemudian Ki Danu Warsih menikah dengan seorang putri.
Dari pernikahan tersebut mempunyai seorang putri bernama. Nyai Mas Endang Ayu / Nyai Mas Endang Geulis.
Dua orang putra / putri Prabu Siliwangi dari kerajaan Pajajaran yaitu Raden Walang Sungsan dan Nyai Mas Rara Santang. Raden Walang Sungsang dan Nyi mas Rara Santang meninggalkan kerajaan Pajajaran, yang tujuannya mau mencari guru agama Islam. Kemudian sampailah di tempatnya Ki Danu Warsih. Setelah beberapa lama kemudian Raden Walang Sungsang merasa tertarik melihat kecantikannya Nyai Mas Endang Ayu. Singkat kata Raden Walang Sungsang Kemudian menikah dengan nyai Mas Endang Ayu.
Kemudian semuannya tertari kepada ajaran Agam Islam dan sepakat ingin mencari guru Agama Islam, lalu semuanya meninggalkan Gunung Marapi.
Dengan beberapa orang ulama dari negeri Bagdad untuk menyiarkan Agama Islam kemudian Ki Danu Warsih dan pengikutnya yaitu : Ki Danu Sela, Raden Walang Sungsang dan Nyai mas Endang Ayu sampailah di Dukuh Pasambangan, tempatnya Syeh Nurjati dan menjadi muridnya untuk berguru Agama Islam. Setelah beberapa lama di Dukuh Pasambangan Ki Danu Warsih berpamitan kepada Syeh Nurjati untuk melanjutkan mengembara atau mengelana.
Ki Danu Sela diperintahkan oleh gurunya untuk membuka hutan di sebelah Selatan Dukuh Pasambangan untuk dijadikan pemukiman agar penduduk banyak yang datang untuk bermukim. Ki Danu Sela dan Raden Walang Sungsang selesai membuka hutan, kemudian tempat tersebut dinamakan Kebon Pesisir, atau (sekarang Desa Lemah Wungkuk).
Kemudian Ki Danu Sela oleh gurunya diberi julukan ki Gedhe Alang-Alang yang selanjutnya menjadi Kuwu Pertama di Desa Caruban (Cirebon).
Dalam perjalannya Ki Danu Warsih sampailah ke suatu tempat yang berbukit atau tebing sehingga tempat tersebut cocok untuk meneruskan tapanya / (ngelalana). Tempat itu dinamakan bukit mara’api karena pada saat itu sedang melakukan tapa atau semedi, yang berasal dari kata ma’ripat selesai melaksukan tapa Ki Danu Warsih menemukan tumbuhan semacam pohon gadung setelah digali tumbuhan itu ada sebuah bakang, yaitu Goong kecil atau Bareng. Kemudian Goong tersebut dinamakan Goong Sekar Gadung.
Setelah beberapa waktu lamanya Goong tersebut disimpan di bukit Mara’api oleh Ki Danu Warsih.
Dan Pada suatu hari ada kejadian yang aneh Bareng/Goong tersebut di kerumuni oleh binatang aneh (semacam tawon) Ki Danu Warsih merasa kaget dan heran karena belum pernah melihat makhluk semacam itu sebelumnya. Kemudian ki Danu Warsih melakukan semedinya kepada sang pencipta, dan tiba-tiba ada suara tanpa wujud; yang bunyinya; mahluk itu namanya “Kamarang”. Yang selanjutnya sebutan Kamarang oleh ki Danu Warsih dijadikan nama Desa. Yaitu Desa Kamarang. Ki Danu Warsih membuat sebuah sumur, sumur tersebut dinamakan Sumur Kejayaan. Sampai sekarang sumur kejayaan itu menjadi sumur keramat yang diyakini bisa memberikan Berkah / keselamatan bagi siapa saja yang menggunakan.
Banyak tempat-tempat lain sebagai petilasan atau peninggalan Ki Danu Warsih di pedukuhan Cirebon.
Setelah Ki Gedhe Alang-alang wafat, yang memimpin desa Cirebon digantikan oleh Raden Walang Sungsang yang bergelar Pangeran Cakrabuana membangun keraton pertama yaitu keraton Pakung Wati.
Sedangkan Goong Sekar Gadung atas perintah Pangeran Cakra Buana harus disimpan di Keraton Pakung Wati (sebelum Keraton Cirebon). Untuk melestarikan Goong sekar Gadung dibawa ke Keraton Pakung Wati Cirebon oleh Muridnya dan pengikutnya Ki Danu Warsih. Dan sampai sekarang Goong Sekar Gadung disimpan di Mesium Keraton Kasepuhan Cirebon dan setiap bulan mulud selalu di bersihkan bersma pusaka-pusakan kerajajaan lainnya.
Itulah sejarah singkat Desa Kamarang dan hubungannya dengan Keraton Kasepuhan Cirebon sekarang.
Pada tanggal 13 April 1984 Desa Kamarang mengalami pemekaran yaitu Desa Kamarang dan Desa Kamarang lebak. Kamarang Lebak yang mempunyai luas wilayah 154,639 Ha. Dan tempat-tempat bersjarah terletak di Desa Kamarang Lebak.
Desa Kamarang Lebak sebelum tahun 2007 berada di Wilayah Kecamatan Beber kemudian bulan Januari 2007 pengembangan Kecamatan dan Desa Kamarang Lebak masuk ke Wilayah Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon.


Sejarah ini di ambil dan dirangkum oleh : "Heryanto" dari narasumber terpercaya di Kamarang.